RSS

Aku menangis untuk ke sekian kalinya

Lagi-lagi aku menangis.

"Kalau memang nggak ingin melihat orang bahagia, ya nggak usah buka sosmed lah."

Ya!
Rasanya aku memang nggak mau buka sosmed lagi. Tapi demi bisnis kecilku yang bener-bener nggak seberapa, aku harus beranikan diri buat buka sosmed.

Aku melihat mereka sudah memiliki kesuksesan mereka masing-masing.
Sukses berkeluarga.
Sukses bekerja.
Sukses sekolah lagi.
Sukses berbisnis.
Memiliki teman-teman baru.

Sedangkan aku yang gini-gini aja.

Aku tau kalau jodoh dan rejeki sudah ada yang ngatur. Setelah aku mulai anteng dengan kegelisahan itu, sambil ikhtiar aku terus berusaha menggapai kedua hal itu.

Tapi, ternyata belum selesai disitu, aku menguak lagi beban yang ada. Ternyata bukan cuma dua hal itu, tapi juga tentang pertemanan.

Semakin kesini aku semakin sulit mendapat teman, sulit menemukan cinta, sulit menerima keadaan.
Semakin kesini pula aku semakin dijauhi teman, bukan karena apa-apa, tapi karena mereka jelas punya kepentingannya masing-masing. Sehingga, mana peduli dengan kepentinganku yang sebenarnya butuh mereka.

Semakin tua umur ini, semakin aku tak mau menua, semakin aku tak bisa berpikir jernih.
Yang ku tau, aku hanyalah menjalani hidup, dan hidup aja gitu.. Hidup yang cuma hidup aja, kayak monyet gitu katanya.

Semakin banyak aku bercerita tentang pelampiasan rasa sepiku, semakin menghindarlah mereka yang katanya teman itu.

Hari ini aja aku udah melihat nyata bahwa teman-temanku telah menemukan "teman" baru sehingga mereka melupakan teman bodoh sepertiku.

Aku mungkin butuh waktu yang cukup lama untuk menemukan teman-teman seperti mereka. Secara aku adalah orang yang besar dengan rasa krisis kepercayaan yang tinggi. Aku nggak mudah mempercayai orang untuk menjadi teman. Dan ternyata, semakin tua, aku semakin tidak bisa mempercayai orang lain.

Maka, sendiri lah aku di sini.
Tanpa siapa-siapa.

Bahagiaku akan tumbuh ketika aku bersama kalian, wahai teman.
Teman yang mungkin tak lagi menganggapku sebagai teman.

Umurku memang segini, tapi aku nggak tau kenapa, perasaan mentalku stuck di umur 17 tahun.

Apa yang salah dari ku?
Apa yang sebenarnya akan ditunjukkan padaku?

Aku masih belum menemukannya.

Dan kini aku masih terus menangis. Terlihat ataupun tidak.
Nyatanya, nggak ada yang bisa menenangkan ku ketika aku menangis.
Yang mereka pikirkan, "Aku terlalu drama."

Hahahaha... BUAT APAAA??

0 komentar:

Posting Komentar