RSS

Jangan Lagi Cita-Cita (Apalagi Cinta)

Sudahlah sudahlah.

Jangan tanyakan hal tentang cita-cita ke diriku. Jangan lagi ada pertanyaan, "Mau jadi apa setelah lulus?"
Cita-cita itu akan selalu berubah seiring dengan waktu. Aku bukan lagi anak kecil yang bisa punya cita-cita setinggi langit, bahkan tak tau bagaimana cara biar bisa sampai ke langit itu.

Apa yang ingin ku sampaikan sekarang ini adalah mengenai masa depan. Dan aku paling jengkel ketika ada orang, bahkan orang terdekat yang menanyakan tentang "cita-citaku" yang pernah terucap di masa lampau (kemarin termasuk masa lampau). Dan aku jengkel juga ketika orang-orang terdekatku lebih dan lebih memiliki kemampuan untuk menggapai "cita-citaku" itu.

Aku memang bisa, tapi aku tak mampu meng-handle.

Nah, ketika aku bergeser ke arah "meng-handle", banyak orang yang selalu mengkaitkan bahwa aku butuh seorang "pendamping". Kasarannya sih disebut pacar (mual mengatakannya).

Sudahlaaah...

Aku sangat membenci jika ada yang membicarakan tentang harapan dan cita-cita, apalagi tentang cinta. Bunuh saja perasaanku, biar aku bisa melakukan tanpa merasakan kekalutanku ini.

Inti dari postinganku kali ini adalah, kadang (bahkan sering) pihak yang sangat berpengaruh dalam pencapaian cita-cita adalah orang terdekat kita yang mungkin dialah yang tau segalanya tentang kita.
Pengaruh itu termasuk dalam penggagalan dalam menggapainya.

Bagaimana dengan cinta? Sudahlah, tak usah dibahas. Ini lah yang membuatku selalu berpikir, cinta yang seperti apa yang bisa mendukungku sebagai "aku"? Dan mungkin aku belum bisa menjawab itu sampai saat ini.

Sudah muak. Jalani aja seadanya. Semangat menjadi diri sendiri sudah hilang.
Alur kehidupan ini memang tak bisa ditebak, tak mudah untuk dimengerti.

0 komentar:

Posting Komentar