RSS

Semakin Takut untuk Merantau

"I am a gadget technician, a consultant writer, and a private secretary.... at home."

Beberapa waktu yang lalu, aku mencetuskan bahwa aku pingin merantau ke luar Jogja. Hey, kau tau lah, aku udah di Jogja lebih dari 24 tahun. It's something!!


Satu sisi, aku merasa takut untuk merantau. Bukan karena ragu dengan kemampuanku, aku malah lebih memikirkan orang tuaku.

Dulu ketika kakakku masih di Jogja, aku sangat bergantung padanya, terutama masalah gadget dan teknis-teknis penggunaan berbagai macam alat elektronik. Aku sangat nggak bisa membayangkan kalo kakakku itu nantinya gak ada di rumah. Orang tuaku yang sudah terlewat gapteknya, otomatis akan bergantung ke satu-satunya anak yang tesisa di rumah ini. Dan akhirnya itu benar terjadi.

Awalnya kelabakan karena kakakku sudah mulai merantau jauh. Aku selalu telpon kakakku buat tanya hal-hal teknis, bahkan tanya tentang PR. Semakin lama, aku semakin terbiasa dengan ke-otodidak-an. Semua yang baru, aku lakukan dengan otodidak. Ini jadi tahap awalku menjadi otodidaker (apa pula tu otodidaker. hahaha).

Semua-semuanya yang bapak/ibuku merasa kesulitan, pasti ditanyakan ke aku. Bahkan suatu saat pas aku KKN di Kebumen, ibuku telpon hanya karena ada yang error di laptopnya (kayaknya cuma salah pencet). Bikin ppt buat bahan ajar juga aku yang bikin. Ngetik soal yang notabene penuh dengan rumus matematika dan reaksi kimia juga aku yang ngetik. Aku sering ditelpon buat buruan pulang buat mbantuin ngetik, ngeprin, dan lain-lain yang berbau gadget. HP error pun aku yang urus. Duh duh.

Dari pengalaman-pengalaman ini, aku semakin nggak yakin buat merantau. Mungkin aku akan kerja di Jogja saja. :(

aku rapopo kok

Review Film "Dibalik 98" (film yang terakhir aku tonton)


Ingat, ini komentar sepihak. Jadi ya cuma menurutku aja.

Awal aku mau nonton film "Dibalik 98" ini karena aku tertarik sama latar belakang cerita. Aku nggak terlalu ngerti apa yang terjadi waktu itu, yang jelas tahun itu sangat berpengaruh.

Ditambah lagi yang jadi sutradaranya si Lukman Sardi. Ini bikin penasaran banget.

Tapi jujur aja, aku nggak nyesel nonton film ini.

Ada bagian-bagian menegangkannya. Contoh ketika si Boy William (cowok Cina) yang kehilangan bapak dan adiknya. Dia susah payah buat menghindari orang pribumi. Karena di tahun itu, orang Cina sempat didiskriminasi oleh pribumi. Dan tentunya yang lebih menegangkan ketika keluarganya Chelsea Islan (tokoh utama cewek) yang tidak setuju kalau si Chelsea jadi demonstran.

Ada juga bagian yang membuatku terharu. Contoh ketika si pengemis dan anaknya (yang tuli) berjuang mencari sesuap makanan. Anak itu juga sempet pingin punya jersey bola. Sampai si anak ditinggal mati oleh bapaknya. Sedih banget ini.


Ada juga bagian yang romantis, ketika si Chelsea Islan dan Boy William lagi pacaran. Nggak kayak pacaran-pacaran di sinetron kebanyakan. Mereka pacaran sambil membahas demo yang akan dijalani mahasiswa Trisakti (greget kan?). Si cowok selalu setia memandangi antusiasme pacarnya. Ah sosweet gitu deh.

Ada juga bagian yang lucu banget. Ini bukan masalah adegannya yang lucu atau gimana. Tapi pemilihan aktornya yang bikin ngakak super duper. Yang paling ngakak banget tu pas liat yang jadi Pak SBY (Yudhoyono) di film itu adalah Panji Pragiwaksono. Bwahahaha~ Super ngakaknya. Bukan karena aktingnya, tapi karena citranya yang udah jadi pelawak duluan. Hahaha... Dan lagi yang jadi Pak Gusdur juga. Ngakak banget deh. Entah ini sengaja atau enggak, yang jelas gara-gara ngeliat tokoh-tokoh antimainstream itu, suasana bioskop jadi semarak. Hahaha...

Yang bikin nggak nyesel lagi adalah, ending cerita ini sangat keren. Antimainstream. Dan selayaknya cerita nyata. Ketika mahasiswa, Chelsea dan Boy pacaran. Lalu Boy pulang ke Cina untuk menghindari bentrokan. Tahun 2015 Boy kembali di Jakarta. Penonton pasti akan berpikir bahwa mereka seperti Cinta dan Rangga yang kembali menemukan cinta masa lalunya. Tapi ini enggak. Ketika Chelsea dan Boy bertemu, ternyata mereka telah memiliki keluarganya masing-masing. Ahhh~

Keren dah pokoknya...

Permohonan maaf: Aku kok lupa ya nama tokoh-tokohnya... Hahaha... Yang kuinget cuma pemerannya =D Maaf yaa~

Soundtracknya juga keren banget :)

Indonesia Negeri Kita Bersama

Tatkala senyum harus kusunggingkan
Namun hatiku masih berat menekan
Apa yang terjadi atas bangsaku
Pilu getir kurasakan di kalbu
Saat itu saat kelabu
Semuanya terjadi dan cepat berlalu
Tak terbayang dalam benakku
Tak terukur di seluruh nalarku

Air mataku mengering
Tangisku tak lagi bersuara
Kesedihanku telah menghilang
Batinku masih rasa terdera
Mengapa ini harus terjadi?
Pada negeri yang kucintai
Mengapa kita harus nodai?
Persaudaraan kita yang abadi

Salahkah aku lahir di sini?
Tuhan tempatkan aku di negeri ini
Dia memberiku misi tuk aku berbakti
Tak ada salah di rencana-Nya
Semua indah di hadapan-Nya
Ku tahu semua harus kusyukuri
Kaulah tetap negeri yang kucinta, Indonesia
Indonesia negeri kita bersama