RSS

Jangan Lagi Cita-Cita (Apalagi Cinta)

Sudahlah sudahlah.

Jangan tanyakan hal tentang cita-cita ke diriku. Jangan lagi ada pertanyaan, "Mau jadi apa setelah lulus?"
Cita-cita itu akan selalu berubah seiring dengan waktu. Aku bukan lagi anak kecil yang bisa punya cita-cita setinggi langit, bahkan tak tau bagaimana cara biar bisa sampai ke langit itu.

Apa yang ingin ku sampaikan sekarang ini adalah mengenai masa depan. Dan aku paling jengkel ketika ada orang, bahkan orang terdekat yang menanyakan tentang "cita-citaku" yang pernah terucap di masa lampau (kemarin termasuk masa lampau). Dan aku jengkel juga ketika orang-orang terdekatku lebih dan lebih memiliki kemampuan untuk menggapai "cita-citaku" itu.

Aku memang bisa, tapi aku tak mampu meng-handle.

Nah, ketika aku bergeser ke arah "meng-handle", banyak orang yang selalu mengkaitkan bahwa aku butuh seorang "pendamping". Kasarannya sih disebut pacar (mual mengatakannya).

Sudahlaaah...

Aku sangat membenci jika ada yang membicarakan tentang harapan dan cita-cita, apalagi tentang cinta. Bunuh saja perasaanku, biar aku bisa melakukan tanpa merasakan kekalutanku ini.

Inti dari postinganku kali ini adalah, kadang (bahkan sering) pihak yang sangat berpengaruh dalam pencapaian cita-cita adalah orang terdekat kita yang mungkin dialah yang tau segalanya tentang kita.
Pengaruh itu termasuk dalam penggagalan dalam menggapainya.

Bagaimana dengan cinta? Sudahlah, tak usah dibahas. Ini lah yang membuatku selalu berpikir, cinta yang seperti apa yang bisa mendukungku sebagai "aku"? Dan mungkin aku belum bisa menjawab itu sampai saat ini.

Sudah muak. Jalani aja seadanya. Semangat menjadi diri sendiri sudah hilang.
Alur kehidupan ini memang tak bisa ditebak, tak mudah untuk dimengerti.

Buku udah 'lumayan' rapi

Menjawab kegalauanku saat aku menulis tentang buku berserakan ini.
AKHIRNYA....

Bukan bukan, aku bukannya punya lemari baru, tapi aku punya solusi baru.
Yaitu, kotak kardus yang unyu unyu.

Kenapa nggak jadi lemari?
Pertama, karena lemari itu besar, nggak tau mau ditaruh mana kalo jadinya beli lemari buku.
Kedua, karena lemari itu mahal. Haha. (ujung ujungnya duit)

Kotak kardus semacam ini lah solusi tepatnya. Minimalis, murah, dan lucu. Bisa muat banyak dan debunya tidak sampe dalem kotak.
Kotak kardus itu hanya untuk novel, komik, dan buku kecil-kecil lainnya. Kalo buku kuliah yang segede gaban itu??? Setelah berpikir panjang, akhirnya aku masukkan ke kontainer super besar, yang bisa muat buku-buku gede.
Kotak kardus dan kontainer isi buku


Biar cepet milih buku dan ngambilnya, aku susun bukunya dengan cara judul buku kelihatan dari atas dan bukan ditumpuk. Kalo yang buku kuliah (berhubung kontainernya transparan) aku susun berdiri tapi judul bukunya bisa keliatan dari luar kontainer.

Contoh isi salah satu kotak (itu komik sama novel)
BINGUNG?? Gak masalah, aku sih nggak bingung. Haha.

Bukuku mungkin gak sebanyak yang kalian punya, tapi ini sudah cukup merepotkan bagiku.
Solusi buku berserakan telah selesai, dan sekarang mari kita ucapkan... ALHAMDULILLAH ...
Hahaha...

Pertanyaan selanjutnya, apakah kamarku sekarang sudah tidak berserakan?
Oooo... tentu masih.. (doenk)

Lalu, masalah apa lagi sekarang???
Seperti yang aku tuliskan saat liburan semester lalu, kamarku sangat amat acakadut.
Dan kau tau lah, list-list yang aku tulis di situ, JELAS belum aku lakukan. Karena, liburan itu hanya kamuflase belaka. Kalo ditanya ibuku, kapan mau beresin kamar, aku jawabnya "Belom ada waktu."
Lagu lama...

Misi selanjutnya, menyelesaikan masalah lemari baju.. (kapan ya??)

Jarang Ngeblog, Solusinya ??

Udah berapa lama ya nggak ngeblog?
Pingin rajin ngeblog tapi ide itu selalu muncul ketika jaringan internet dan leptop nggak berpihak padaku.
Alhasil aku menciptakan sebuah buku berjudul...

THE MANUAL BLOG

(biasa aja)

Buku ini bakal aku pake buat nulis semua ide yang lewat tanpa ampun dan di saat yang tidak tepat. Makanya aku selalu bawa buku ini di mana aja. Semua yang absurd yang nggak jelas sampe yang lumayan jelas.

Dan efektifnya buku ini, aku jadi bisa suka hati mencorat-coret lembar demi lembar dengan goresan abstrak sesuai suasana hati. Hahaha..

Intinya sih harus rajin.

Nah, setelah punya banyak waktu luang, "mungkin" akan aku cantumkan di blog ini. Sebenernya nggak terlalu penting sih. Toh aku cuma cewek biasa yang emang biasa-biasa aja. Jadi aku yakin pasti gak ada yang protes kalo aku gak jadi aplod tulisan itu di blog ini. Hahaha..

Udah itu aja.

Masa Lalu? Masa Depan? Entahlah..

secuil kisah masa lalu
Iseng-iseng aku buka lemari, ada sesuatu yg sampe berdebu-debu. Sampe lupa kapan terakhir aku menyentuhnya. Hahaha.. Iseng-isengnya nambah lagi saat aku mengumpulkannya jadi satu.
Entah kapan lagi aku bisa menyelami hal-hal yang berkaitan dengan barang-barang berdebu ini..
Akan tetap jadi masa lalu atau bahkan akan jadi masa depanku? Entahlah..