RSS

Kalut

Aku bakal menghindari hari dimana aku memasuki batas umur paling sensitif bagiku. Dan itu akan terjadi 12 hari lagi.

Beberapa hari lalu aku insomnia dan waktu menunjukkan pukul 00.30 WIB. Entah angin apa, ibuku bangun dan mengucapkan kalimat pematik kegalauan.
"Bentar lagi umurmu 25, gaji bapak dan mama bakal dipotong."

Oh my---

Aku masih belum ada kerjaan tetap, dan masih jomblo.

Ah sudah lah, nggak usah dibahas lebih jauh. Cukup! Cukup!

Kunto Aji - Sudah Terlalu Lama Sendiri

Sudah terlalu lama sendiri
Sudah terlalu lama aku asyik sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya

Pagi ke malam hari tak pernah terlintas di hati
Bahkan di saat sendiri aku tak pernah merasa sepi
Sampai akhirnya kusadari aku tak bisa terus begini
Aku harus berusaha tapi mulai darimana

Sudah terlalu lama sendiri
Sudah terlalu lama aku asyik sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya

Sudah terlalu asyik sendiri
Sudah terlalu asyik dengan duniaku sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya

Teman-temanku berkata yang kau cari seperti apa
Ku hanya bisa tertawa nanti pasti ada waktunya
Walau jauh dilubuk hati aku tak ingin terus begini
Aku harus berusaha tapi mulai dari mana

Sudah terlalu lama sendiri
Sudah terlalu lama aku asyik sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya

Sudah terlalu asyik sendiri
Sudah terlalu asyik dengan duniaku sendiri
Lama tak ada yang menemani rasanya


Jauh di lubuk hati aku tak ingin sendiri


#lubukhatipalingdalam

Berburu Yotsuba



Pada tau nggak apa itu Yotsuba?
Itu lhooo.. Komik yang unyu banget...

Ya udah sih yaa... Gak usah dijelaskan apa itu Yotsuba, yang jelas aku disini mau cerita tentang perjuanganku mencari komik Yotsuba sampe lengkap.

Pada awal tau ada komik Yotsuba itu waktu aku di tempat rental komik deket rumah (yang sekarang udah tak terlihat keberadaannya). Pas direkomendasiin sama masnya yang jaga, aku jadi penasaran buat baca. Ternyata ini lucu banget dan aku enjoy banget pas baca.

Dan pada akhirnya kuputuskan untuk mengoleksinya.. (yeaaahh..!!)


Yotsuba 1 terbit saat aku SMA kelas 3 (2009), dan aku langsung membelinya. Untungnya masih belum banyak yang minat membelinya.

Yotsuba 2 terbit tidak jauh dari yang pertama. Masih aman, peminat masih dikit.

Dan di tahap ini usaha dalam hal "berburu koleksi" terhenti seketika karena UAN (belajar donk yaaa..)

UAN kelar, ada ujian masuk perguruan tinggi, les dan les dan bla bla bla.
Habis itu ospek dan lalalala..

Oke setelah kerempongan itu terlewati dengan lancar, aku melanjutkan perburuan. (yeeaaahh!!)

Jalan-jalan ke toko buku diskon terdekat, dan trerereng~~~ YOTSUBA UDAH SAMPE 7 !!!
Lalu, mana volume 3-6 nya? HABIS !!! T_____T
Oh my... aku kecolongan.. Yotsuba ku diambil orang! Tidak bisa kubiarkan..!!

Aku cari ke toko buku bukan diskon pun tak ada. Aku harus berbuat apa ini?
Oke baiklah...

Yotsuba 7 terbeli T_T ~~ dan aku nggak mau kecolongan lagi. Aku rutin ngecek di twitternya toko buku biar gak ketinggalan volume. Alhasil....

Yotsuba 8 sampe 12 kebeli dengan diskon dari toko buku diskon *bangga*

Aku harus bagaimana ini? Aku harus mencari kemana lagi Yotsuba 3-6 ? :'(

Kesabaran menjawab semuanya (halaaah~)



Awal tahun 2015 dikabarkan bahwa Yotsuba bakal terbit ulaaaaang!!! It's something!!

Mari berburu lagi~~~

Yotsuba 3 terbeli dengan mulus.

Yotsuba 4 terbeli dengan ihwaow.

Yotsuba 6 terbeli dengan beruntung.

Lalu Yotsuba 5 ?

KELEWAT LAGI ~~~ udah kehabisan T_T

Aku searching pake komputer pencarian di toko buku, ada stoknya tapi tinggal satu. Apakah ini dapat dipercaya? Apa salahnya dicari?
Aku mencari mencari dan mencari~

Akhirnya ketemu!! Tapiiii.... udah rusak T_T
Nggak mungkin aku beli harga baru tapi kondisi rusak :(

Baiklah, mungkin aku harus bersabar lagi.. :')

#ceritatidakpenting


[[UPDATE]]

Gue udah dapet Yotsuba 5 yeaaayy!!!
Beli di toko buku bukan diskon, tinggal satu juga tapi masih segelan.. Yesss!!!

Mari kita ucapkan Alhamdulillah :)

Tumblr - Yotsuba, setelah nananina yang melelahkan

Ini tentang KEGALAUAN yang terus berulang



Gue nganggur dan gue jomblo... eh... bukan.. TAPI

"Gue produktif tanpa gaji dan gue belum dipertemukan dengan jodoh."

Bukan gue yang galau, tapi emak gue.


Aku sekarang udah nggak terlalu galau dengan masalah jodoh dan rejeki. Semua sudah diatur sama Allah. Jadi kita hanya berusaha saja sebisa mungkin. Tapi kayaknya emak nggak gitu.

Ibuku selalu menggalau kalo aku belum juga keterima kerja. Menggalau kalo ngeliat fakta bahwa aku masih jomblo. Kalo aku mah, mengganggap ini adalah suatu proses perjalanan hidup. Oke, aku jadi ikut galau ketika ibuku sedang galau. Ah sudahlah..

Yang paling kzl adalah ketika aku cerita tentang temenku yang udah nikah. Ibuku sangat amat membencinya. Ibuku sangat benci dengan temanku yang sudah nikah. Kemarin temenku ada yang dateng ke rumah dan bawa suaminya. Dan.. ibuku benci itu. Entah salah apa, tapi selalu kayak gitu. Ibuku juga sangat benci kalo aku cerita tentang keberhasilan temenku. Dia benci semua orang seumuranku yang bisa "lebih baik" dari aku. Awalnya aku nggak tau kenapa. Tapi sekarang aku tau kenapa.

Ibuku sudah terbiasa dengan kelancaran hidup kakakku, baik jodoh ataupun kerjaan. Ibuku juga sudah terbiasa dengan istilah "mencari kerja dari orang dalam". Yang notabene aku sangat tidak suka itu. Ibuku juga terbiasa dengan "kerja adalah duduk di kantor dengan berbagai macam rapat di dalamnya".

Mindset ini yang nggak bisa aku ubah. Dan aku serasa disetir harus mengikuti mindset semacam itu.

Nggak cuma itu, babeku pun kadangkala menambah runyam ide-ide indahku.

Ketika aku punya ide dahsyat untuk aku terapkan dalam kehidupanku, yang ide itu selalu tak wajar bagi orang awam, babe pasti menertawakan dengan tatapan mengejek. Itu sangat membuatku down. Babeku nggak menyadari bahwa anak ceweknya ini punya kelebihan dalam hal ide gila. Aku hanya ingin mereka (orangtuaku) saja yang tau. Tapi mereka sangat tidak menerimanya.

LALU dengan seenaknya, tadi ibuku menanyakan tentang CITA-CITAku. Aku dengan lemas menjawab, "nggak ada."

Kan dengan pikiran kolot mereka, aku nggak mungkin bilang kalau sebenarnya cita-citaku adalah "melakukan hobi dan digaji." Kan kerjaan paling enak kata Ridwan Kamil tuh.

Nggak gampang buat kerja yang sesuai dengan hobi. Harus dari nol. Tapi ya, aku harus jauh dari orang tua dulu. Biar nggak ada lagi yang menyetirku. Tapi apa daya, aku nggak bisa dilepas semudah itu. Istilahnya, gue telah tersegel.

Kalo masalah jodoh..... ah mbuh deh.


Kegiatan sebelum Ramadhan di rumah: Desain Baju buat Lebaran (LOL)

Sudah bertahun-tahun rutinitas ini dilakukan aku dan ibuku.
Kami memang senang mendesain baju, terutama baju untuk diri sendiri.

Barusan bajuku yang buat lebaran nanti udah jadi. Hasil desainku sendiri dibantu oleh ibuku. Ibuku juga mendesain bajunya sendiri. (Tapi desainnya niruin desain baju yang aku buat khusus untuk aku dateng kondangan. :p) Kata penjahitnya, "Bagus ya jadinya.." Ahahaha.. Alhamdulillah.

Hampir semua baju kondangan dan baju lebaran kami, kami yang desain. Jadi kadang kala kembar gitu. Tapi ya tetep sesuai umur donk ya.. Ahahaha...

Jadi kalian kalo pernah liat aku pake baju kondangan, itu gue yang desain lhoh.. XD
Emang kata ibu bener, "Kalau mau pas, baju tu ya desain sendiri. Nggak beli jadi. Atau didesainin sama orang lain."
Padahal ibuku cuma punya kain batik harga murah bingit, terus kami modif dengan desain gila kami, akhirnya jadi deh baju yang pantas buat dipake ke kondangan :)


Mari kita ucapkan, Alhamdulillah :)))

Ketidaknyamanan itu terjadi lagi..

"Dan terjadi lagi.... kisah lama yang terulang kembali..."

Pernah baca tentang sifat-sifat berdasarkan golongan darah?
Oke, aku bergolongan darah A. Dan saya sangat suka dengan keteraturan dan kehati-hatian.

TAPI, ketika keteraturan yang kucanangkan ini telah dirusak oleh pihak-pihak yang bisanya cuma suka-suka doank, disitu kadang aku merasa sedih. Ini bisa saja terjadi di suatu kelompok.

Aku sudah lama berorganisasi di X (sebut saja begitu). Dan sekarang masih. Walaupun mulai mundur teratur. Ketika aku mulai masuk berkecimpung di X itu, aku sangat berusaha buat menjadi anggota yang dapat diandalkan dan dapat bertanggung jawab. Semua akan kulakukan setepat mungkin dan seakurat mungkin. Aku juga berusaha mengumpulkan tugas sebelum deadline. Demi kebaikanku dan pandangan senior terhadapku.

TAPI, ternyata anggota yang lain tidak begitu. Mereka yang notabene sudah lebih dulu berkecimpung, mereka sangat tidak menghargai usahaku. Mereka ternyata lebih santai dibanding ekspektasiku. Mereka belum ngapa-ngapain, sedangkan deadline sudah di depan mata.

Sunggu aku nggak suka banget suasana seperti ini.

Lalu, apa yang terjadi, aku yang harus menyesuaikan itu. Aku ikut-ikutan santai dan ikut-ikutan gak peduli.

Lalu, ketika aku datang pertemuan sebelum waktunya, tapi yang lain belum datang..... Aku sebel banget dalam kondisi ini. Aku pulang lagi, lalu balik lagi ke tempat pertemuan. Di sana sudah banyak orang, dan yang mereka tau, AKU TELAT. Serealistis apapun alasanku, mereka tidak menghargaiku. AKU JENGKEL sungguh. Tapi aku masih bertahan sampai sekarang.

Lagi, aku orangnya memang gak terlalu suka mengiyakan tawaran tugas. Aku takut PHP. Kenapa? Karena siapa tahu, aku tidak mampu di tengah-tengah nanti. Lalu semua bubrah hanya karena aku. Semua menyalahkanku. Aku nggak mau itu terjadi. Maka, aku terima tugas yang benar-benar aku mampu. TERNYATA mereka tidak menyukai sifatku yang ini. ARTINYA mereka tidak bisa melihatku dari sudut pandang yang lain. Dan kuulangi lagi, serealistis apapun alasanku, mereka tidak menghargaiku.

Rasa bersalahku selalu muncul ketika pandangan mereka sangat tidak ramah terhadapku. Aku salah apa, aku memang tidak bisa, aku memang tidak mampu, kan sudah kubilang aku tidak bisa tapi dipaksa, aku ini udah usaha tapi semuanya sudah terjadi..... begitu seterusnya. Ini mulai membuatku tidak nyaman.

Dan akhir-akhir ini aku tahu, entah ini kebetulan atau memang benar, golongan darah O mendominasi dalam organisasi ini. Dilanjutkan dengan golongan darah B. Lalu, yang bergolongan darah A? Hanya aku. WHAT THE----

Semacam aku nggak mau menghubung-hubungkannya, tapi kok ya sesuai dengan uraian sifat-sifat golongan darah dalam suatu web yang pernah kubaca.

Setahun ini, ada anak baru di organisasi, dia pendiam dan lebih sering pasif. Kupikir dia sangat hati-hati dalam berucap. Dan ku ketahui dia bergolongan darah A. Dengan kondisi ini, aku yakin dia sangat tidak nyaman. Benar saja, aku lihat dia sudah jarang muncul dalam pertemuan 'yang kebanyakan hanya mbanyol'.

Oke... semua terjadi lagi, dan akan terus terjadi.

Catatan Hati Seorang Guru Privat: Widi

Kali ini aku mau cerita tentang murid privatku yang paling besar, namanya Widi. Widi adalah seorang cewek kelas X (1 SMA). Konon katanya dia mengeluhkan penjurusan yang sudah harus ditentukan sejak kelas satu. Karena di kurikulum 2013 memang harus gitu. Dia memilih jurusa IPA. Yang dia pikirkan hanyalah, IPA adalah jurusan yang keren. Tapi sekarang dia agak menyesal. Karena setelah setahun, ternyata dia lebih tertarik dalam hal hapal menghapal seperti pada pelajaran IPS.

Widi memiliki tingkat logika yang menurutku kurang. Dia selalu minta didikte kalau belajar. Kalau ngapalin Biologi saklek, gue juga gak bisa kali, dek... Aku kan ngapalin Biologi dengan logika. Biar terus menancap. Yaaa walaupun nggak nancap-nancap amat sih.. hahaha.

Yang paling disayangkan dari anak satu ini adalah, dia punya banyak buku pelajaran, tapi nggak pernah dia baca. Jadi, tiap les, aku harus mendikte materi-materi yang ada di buku. Dengan bahasaku sendiri tentunya. Kupikir, dia akan pusing kalau harus mengubah bahasa buku menjadi bahasa hapalan. Ternyata, dia benar-benar menjiplak apa yang aku katakan di catatannya. Aigooo~

Positif dari anak ini, dia memiliki sosial yang bagus. Aktif di berbagai kegiatan sekolah dan aktif juga dengan kegiatan luar sekolah yang melibatkan banyak sekolah. Makanya temen-temennya banyak. Mungkin ini dipengaruhi banyaknya media sosial juga ya.. Hmm..

Dari sifat positifnya ini, saya kadang kena imbas negatifnya. Dia sering membatalkan sepihak di jadwal les yang sudah ditentukan. Alasannya konyol.
1. Maaf kak, sore ini aku mau buka puasa di luar, jadi mulainya jam 7 aja ya. (Di sms terus sampe jam 8, ternyata belum kelar juga. Untung masih di rumah, jadi gak sia-sia gitu. Hahaha...)
2. Maaf kak, sore ini nggak les dulu, aku lagi nyuporterin tim sepak bola sekolahku. (Okelah baiklah. Cukup tau).
3. Maaf kak, malam ini lesnya pindah hari lain ya, aku capek banget habis ngasih surprise ultah temenku. (Ohh...)
4. Maaf kak, lesnya ganti pagi ya, libur kok besok. Soalnya malemnya aku jadi panitia acara blablabla. (Oke deh, dimaklumkan.)

Yaaa... semacam itu lah...

Dan lucunya lagi, dia kalo disuruh nyari jawaban tugas sendiri, lebih milih nyontek temennya daripada buka buku. Yaaa gak usah buka buku laahh.. minimal searching di google kan sekarang udah gampang.

Duh, remaja jaman sekarang.. Ckckck...

#CHSGP

Berat juga ya bawa nama almamater

Kalo gini jadinya, aku nyesel jadi mahasiswa UGM. Eh, nggak boleh gitu dink. Aku seneng kok di UGM. UGM mengajarkan banyak hal. Tapi, berat jadi alumni UGM. Harus keren dan kece setelah lulus. Padahal, aku yang klomoh-klomoh ini, kece aja enggak, apalagi keren. Hahaha.

Aku paling sebel kalo ada yang bilang, "Lulusan UGM kok gitu. Lulusan UGM kok gini. Lulusan UGM kok jomblo.." ehm.. abaikan yang terakhir.

UGM udah punya nama dimana-mana. Nah, kalau aku jadi orang biasa-biasa aja, emangnya salah? Yang penting kan aku masih di jalan yang benar kan? Apa penilaian derajat manusia di mata Allah itu dari pekerjaan dan gajinya? (nah nah dah mulai ceramah. hahaha)

Ah, intinya, aku sebel aja kalo harus dikaitkan dengan UGM. Lama-lama gue pake ijazah SMA aja lah -_-

#edisimalesnulis

Sebenernya, rencana indah apa yang udah disiapkan Allah padaku?

Hari ini aku sedih. Gak tau kenapa.

Aku bertanya-tanya terus dari kemarin. Sebenernya, rencana indah apa yang udah disiapkan Allah padaku?

Aku yang kini 24 tahun hampir 25, merasa tua. Memang benar aku tua, tapi aku nggak sedewasa umurku. Umurku masih serasa 18 tahun. Ini bukan semata-mata buat sok muda atau gimana. Tapi emang kayak gitu rasanya. Sebagai cewek, aku harusnya peka dengan segala hal yang berkaitan dengan "pekerjaan rumah". Aku harus banyak belajar. Dengan secepat kilat. Istilahnya, umur mentalku yang 18 harus bener-bener disejajarin dengan umur fisikku. Malu sama umur yang tercantum di KTP kan.

Aku nggak tau harus ngapain. Teman-temanku yang notabene lebih muda dari aku, malah menambah aku jadi semakin childish. Pastinya orangtuaku berharap aku dewasa, sesuai umurku yang sebenarnya. Tapi mereka hanya sekedar berharap dan berharap. Tanpa ada pengertian dan pembelajaran berarti buatku. Mereka malah menambahku menjadi takut dengan kedewasaan. Aku ngerasa aku pingin jadi anak kecil terus yang tiap hari nggak perlu bicara serius. Jadi aku nggak perlu repot ngurusi keuangan, atau cekcok masalah keluarga, atau perdebatan yang nggak masuk akal.

Di saat yang lain mulai berumah tangga, aku masih aja mainan gunting kertas di rumah. Bikin kamarku jadi kayak kelas di TK. Aku masih berpikir bahwa aku adalah seorang "anak". Aku sama sekali nggak melihat potensi diriku seperti apa. Aku udah pasrah sama hidupku. Aku udah nggak bisa lagi ngayal kayak dulu lagi. Yang ada aku cuma nangis tiap malam. Kenapa hidupku gak selancar kakakku? Kenapa aku gini-gini amat? Depresi tiap hari. Berat badan turun lagi, turun lagi. Senyumku udah tinggal senyum palsu. Nggak ada lagi kebahagiaan yang sebenarnya. Hanya kebahagiaan sederhana yang tersisa.

Pertanyaan yang selalu bergulir ketika aku sendirian di kamar, kenapa aku masih saja belum dipertemukan jodoh? Padahal harusnya umur segini aku udah ada calon. Kenapa juga aku belum diberi rezeki melalui pekerjaan yang tetap? Padahal aku udah lulus dari tahun kemarin. Usahaku yang gak santai ini juga harusnya diperhitungkan. Lagi-lagi, sebenarnya rencana indah apa yang udah disiapkan Allah padaku?

Dengan keadaan dimana aku jomblo, dimana aku nganggur, ini membuat orangtuaku bertanya-tanya. Aku ini sebenernya niat nggak sih? Seniat-niatnya aku, kalau ini belum ketentuan Allah buat aku menikah dan bekerja, aku nggak bisa mengelak lagi kan?

Aku nggak punya banyak kemampuan yang bisa dijadikan modal bekerja. Aku cemen dalam hal keberanian, aku payah dalam hal usaha. Aku yang lulusan biologi ini nggak punya keahlian berarti di bidang biologi. Bahkan bahasa inggris aja aku nggak lancar. Aku nggak mungkin berani daftar di perusahaan gedhe. Aku nggak bisa pinter ngomong, aku nggak mungkin bisa jadi pebisnis yang harus pinter marketing. Kata temenku, bekerjalah sesuai hobimu. Tapi hobiku aja nggak jelas. Aku cuma bisa ngeluh ngeluh dan ngeluh lewat blog ini. Ini sama sekali nggak membanggakan.

Oke, aku nggak tau aku harus nulis hal kayak gini sampai kapan.

Biarin aku nulis kejelekanku di blogku ini... Biar bisa jadi kaca di masa depan. Kalau saja aku besok bisa sukses dengan caraku sendiri. Aku pasti akan tertawa jika membaca tulisan ini. Iya kalau aku masih hidup sampai besok. Semoga aku masih bisa bermimpi dan menggapainya.

Catatan Hati Seorang Guru Privat: Jupan

Kini aku ingin bercerita tentang murid les ku yang bernama Jupan (bukan nama sebenarnya). Dia anak cowok kelas 2 SD. Keluarganya dahsyat semua. Bapak ibunya dokter lulusan S3. Jupan ini anak bungsu dari tiga bersaudara. Kakak pertamanya kelas 6 SD (cewek) dan kakak keduanya kelas 4 SD (cowok).

Jupan ini terobsesi dengan robot dan persenjataan. Walaupun orang tuanya dokter, dia bersikukuh pingin jadi tentara. Tiap les dimulai, bahkan sedang berlangsung, dia selalu berlakon seperti robot yang membawa senjata. "Deziuuu deziuuu!!!" Kepolosan anak ini kadang membuatku bingung sendiri.

Bukan itu yang ingin aku ceritakan sekarang. Aku ingin cerita tentang rasa keingintahuannya yang sangat tinggi. Dia tertarik banget sama pelajaran Agama Islam. Pertanyaan-pertanyaannya sering sekali berkaitan dengan nabi-nabi. Tak jarang pula menanyakan tentang tuntunan agama yang benar. Antara baik dan benar, dosa atau tidak, sampai dengan kenapa hal haram itu bisa jadi haram. Kayaknya habis selesai ngelesi bocah satu ini, aku bakal jadi filsuf sejati. Hahahaha...

Di sela-sela mengerjakan tugasnya, banyak pertanyaan yang membuatku jadi berkaca. Contohnya adalah mengenai aurat.

"Mbak, aurat perempuan itu kan seluruh tubuh kan? Kecuali muka dan telapak tangan. Iya kan?"
Aku: "Iya."
Jupan: "Berarti yang nggak pake kerudung itu dosa?"
Aku: "Menurutmu gimana?"
Jupan: "Dosa donk."
Aku: "Itu tau..."
Jupan: "Kaki juga nggak boleh kelihatan donk."
Aku: "Iyaa.. Harusnya gitu."
Jupan: "Berarti harus pakai kaos kaki kan?" (sambil ngeliatin kakiku)
Aku: "Iyaa.." (untung aku pakai kaos kaki. fyuuhh...)

Pertanyaan berlanjut.

Jupan: "Kalau aurat laki-laki itu mana aja mbak?"
Aku: "Dari pusar sampai lutut." (sambil menunjuk bagian pusar dan lutut)
Jupan: "Ooooh, tapi yang wajib menutupi aurat itu yang udah gede kan mbak?"
Aku: "Iya, yang udah dewasa. Namanya baligh. Kalau udah baligh, wajib menutup aurat."
(lalu hening)

Jupan: "Pemain bola itu kan pakai celana pendek. Lututnya keliatan. Berarti dosa donk?"
Aku: "Hmmmm... menurutmu gimana?"
Jupan: "Dosa donk." (diam sejenak) "Weeeeeee.... Dosa??? Aku nggak bisa jadi pemain bola donk??"
Aku: "Eh? Jupan boleh donk jadi pemain bola."
Jupan: "Tapi ntar lututku keliatan. Aku dosa donk.."
Aku: "Ya pake penutup lutut donk. Kan ada."
Jupan: "Oiyaa.. Tapi berarti pemain bola yang gak pake penututp lutut dosa donk."
Aku: "Hmmm... gini. Kalau ada perempuan nggak pake kerudung, dosa nggak?"
Jupan: "Dosa."
Aku: "Tapi boleh nggak?"
Jupan: "Boleh."
Aku: "Nah itu sama aja dengan pemain bola itu. Boleh aja kayak gitu, tapi dosa ditanggung sendiri sama mereka. Jupan ngerti?"
Jupan: "Iya iya... Hmmm.. gitu yaa.."


FYUHH~~

#CHSGP

Catatan Hati Seorang Guru Privat: Ara

Aku nggak punya adik kandung. Tapi aku punya kewajiban buat ngajarin anak kecil usia SD.
Sementara ini, aku adalah seorang guru privat di suatu lembaga bimbel. Yaa ini semacam freelance. Selagi aku belum mendapat pekerjaan tetap, aku memanfaatkan ini sebagai kesibukanku.

Ada beberapa kesulitan saat mengajari anak SD yang notabene itu bukan adik kandung kita.
Terutama jika dia adalah anak cewek yang susah diajari.

Saya punya 4 murid. Murid dengan usia SD ada 3, dua cowok dan satu cewek. Sisanya anak cewek tapi SMA. Anak SMA lebih mudah diajak kerjasama.

Kali ini aku ingin cerita tentang anak cewek kelas 4 SD yang jadi muridku. Sebut saja dia Ara.

Ara ini susah banget diajak belajar. Dia sukanya cuma cerita dan cerita. Padahal dulunya dia pernah juara perlombaan matematika antar SD. Tapi sekarang, semakin kesini dia semakin malas belajar. Aku curiga, mungkin ini dikarenakan gadget yang ada di genggamannya. Tapi ternyata tidak.

Dia nggak banyak pegang gadget ketika di rumah. Dia lebih suka mainan tanah di halaman. Tapi kenapa dia sulit diajak belajar ya?

Hobinya yang banyak cerita dan cerewetnya minta ampun itu bikin aku kewalahan buat meluruskannya kembali ke jalan yang benar (belajar maksudku). Dia suka banget cerita panjang lebar.

Apalagi setelah dia diajari guru pengganti sementara selama 3 minggu. Guru itu menggantikanku selama aku opname sampai pasca operasi beberapa waktu lalu. Guru itu mengubah sistem yang telah aku buat selama aku mengajari anak ini. Sistem apa?

Aku memiliki aturan khusus untuk Ara ini. Aku akan memberikan hadiah stiker penghargaan jika dia berhasil mengerjakan soal sampai nomor terakhir. Dan jika jawabannya 80% benar, aku memberinya stiker tambahan. Itu membuatnya bersemangat dalam belajar.

Tapi si guru pengganti itu telah merusak sistem dan mengubah cara pikir si anak.
Guru pengganti (sebut saja Mbak Ani) memberikan hadiah sebelum belajar dimulai, dan dia menuruti semua kemauan Ara. Ara paling sulit belajar matematika. Maka jika Ara tidak meminta belajar matematika, Mbak Ani tidak akan mengajarinya matematika. Pejalaran yang diberikan kebanyakan hanya Bahasa Inggris, yang padahal di sekolahnya tidak ada pelajaran Bahasa Inggris. Ara memang suka Bahasa Inggris. Bagus jika itu hanya untuk selingan dan tambahan pelajaran. Tidak bagus jika itu dijadikan pelajaran pokok saat les. Karena kelemahan anak ini adalah di matematika.

Perubahan drastis ku lihat setelah 3 minggu tidak bertemu. Nilainya anjlok lagi.
Awal pertemuan, kutemukan nilai matematika nya 40. Setelah ku beri treatment award kemarin, nilainya mulai meningkat menjadi 80, bahkan ada satu yang mendapat 100. Tiga minggu ku lepas, nilainya kembali ke 40.

Kesedihan apa yang kualami?

Air susu rusak karena nila setitik.

Aku hanya bisa menghela napas dan menceritakan keluhanku kepada orang tuanya. Orang tuanya memang menyayangkan hal ini. Tapi usut punya usut, si orang tua tidak pernah menemani Ara belajar. Seharusnya, pendampingan utama saat anak belajar di rumah adalah orang tuanya. Guru les semacam aku hanya memberikan pengertian kepada anak mengenai kesulitan yang didapat di sekolah.

Ah entahlah...

#CHSGP

Selalu Saja Begitu: Terlalu Lama Ngobrol

Kemarin aku diajak sama temen-temenku buat nongkrong di suatu kafe.
Aku emang lagi kangen sama coklat panasnya. Nomnomnom....

Janjian jam 11 siang. Okai, berarti jam 3 sore bisa kelar lah (begitu pikir temenku).
Dan ternyata kelarnya habis maghrib. Hahahaha~~

Tadinya emang nongkrong di kafe Legend, tapi berhubung mereka lapar (aku sih enggak terlalu), kami pindah ke SS (Spesial Sambel) buat makan besar~~ Hahaha..

Ngobrol morat-marit kesana kemari. Sampe hujan deras gak reda-reda. Sampe tambah minum berkali-kali.
Dari yang ngobrol soal cewek, cowok, temen lama, kerjaan, bisnis, dan lain sebagainya...

Selalu mudah ditebak kalo pasti pulangnya bakal malem -_-

Ah sudahlah~

#edisi-males-nulis

Niatnya bantu tapi malah galau~

.....tidak mau sebagian dari kehidupannya tenggelam dalam lautan masa lalu.

Semalem, ada yang curhat.

Temenku, sebut saja namanya Thole, dia galau gara-gara mau pergi merantau buat kerja. Yang dia galaukan bukan masalah apa-apa, cuma perihal hewan piaraan, yaitu seekor kelinci (padahal bukan kelinci).

Dia bingung mau digimanain si kelinci itu. Mau dibuang tapi kasian. Jadi aku sarankan buat memindahtangankan si kelinci ke orang lain yang mau melihara.

Makaaa... aku bantulah dia...

Aku bantu nge-share ke banyak grup Whatsapp.
Intinya cuma ngasih tau, siapa yang mau piara kelinci. Dan sengaja aku nggak sebut nama pemilik, biar nggak usah pake ngenal-ngenalin. Ribet.

Dan pada akhirnya ada satu yang mau melihara. Bukannya senang, tapi aku malah bingung. Kenapa?? Karena... yang mau melihara adalah.... mantan si Thole.

OH MY GOD !!



Sontak aku terkaget-kaget. Dan kulaporkan ke Thole bahwa si Denok (mantan Thole) yang mau melihara si kelinci. Thole pun panas dingin. Bingung deh.

Ah ya sudahlah yaaa~

Daripada saya ikut-ikutan ngurusin masalah orang lain, mending aku bilang aja kalo kelincinya udah ada yang mau melihara. Hahaha...

Jadi sebenarnya apa susahnya si Thole buat menyerahkan kelinci peliharaannya itu ke Denok?

Aku yakin... Si Thole tidak mau sebagian dari kehidupannya tenggelam dalam lautan masa lalu. #tsaaaah


Wis bro~ Dadah~

#edisi-males-nulis

Melirik ke blog sebelah~

Aku udah lama gak update blog ku yang satunya..

Agak teronggok sepertinya.

Aku sekarang lagi pingin "iyik dewe" sama kehidupanku..

Jadi biarlah teronggok sesaat..


Besok kalo udah moodnya ngumpul, barulah beres-beres lagi di blog itu..

Bosen juga kalo nulis hal-hal yang berbau serius. Padahal blog itu ya nggak serius-serius juga... hahahaa...

Habis opname, perasaanku jadi kayak nggak nyaman gitu.
Kenapa ya?

Apa karena nggak bisa kluyuran?
Gak bisa naik motor sendiri?
Atau gara-gara ke mana-mana cuma bisa dianter sama orang tua?

Huahhh... sebenernya aku tu spiderwoman atau lady sih? hahahahaha...

Oiya, kemarin aku ketemu cowok ganteng di RS. hahaha..



Baik, sudahlah~

#edisi-males-nulis

I'm spiderwoman~~

Bukan apa-apa dan sebenarnya emang bukan apa-apa.

Aku opname lima hari empat malam hanya gara-gara digigit laba-laba.

Padahal aku sih nggak tau yang nyengat aku sebenernya apa.

Tapi kata tetanggaku, aku disengat "onjo-onjo".

Apa sih tu?

Kata babe, itu semacam laba-laba kecil.


Ada yang nanya, "Kamu sakit apa?"
Aku jawab, "Nggak sakit, cuma lagi transformasi jadi spiderwoman."

Nah gara-gara itulah, aku sekarang jadi spiderwoman.

Udah lah itu aja.

Lagi males aku -__-"

#edisi-males-nulis

Semakin Takut untuk Merantau

"I am a gadget technician, a consultant writer, and a private secretary.... at home."

Beberapa waktu yang lalu, aku mencetuskan bahwa aku pingin merantau ke luar Jogja. Hey, kau tau lah, aku udah di Jogja lebih dari 24 tahun. It's something!!


Satu sisi, aku merasa takut untuk merantau. Bukan karena ragu dengan kemampuanku, aku malah lebih memikirkan orang tuaku.

Dulu ketika kakakku masih di Jogja, aku sangat bergantung padanya, terutama masalah gadget dan teknis-teknis penggunaan berbagai macam alat elektronik. Aku sangat nggak bisa membayangkan kalo kakakku itu nantinya gak ada di rumah. Orang tuaku yang sudah terlewat gapteknya, otomatis akan bergantung ke satu-satunya anak yang tesisa di rumah ini. Dan akhirnya itu benar terjadi.

Awalnya kelabakan karena kakakku sudah mulai merantau jauh. Aku selalu telpon kakakku buat tanya hal-hal teknis, bahkan tanya tentang PR. Semakin lama, aku semakin terbiasa dengan ke-otodidak-an. Semua yang baru, aku lakukan dengan otodidak. Ini jadi tahap awalku menjadi otodidaker (apa pula tu otodidaker. hahaha).

Semua-semuanya yang bapak/ibuku merasa kesulitan, pasti ditanyakan ke aku. Bahkan suatu saat pas aku KKN di Kebumen, ibuku telpon hanya karena ada yang error di laptopnya (kayaknya cuma salah pencet). Bikin ppt buat bahan ajar juga aku yang bikin. Ngetik soal yang notabene penuh dengan rumus matematika dan reaksi kimia juga aku yang ngetik. Aku sering ditelpon buat buruan pulang buat mbantuin ngetik, ngeprin, dan lain-lain yang berbau gadget. HP error pun aku yang urus. Duh duh.

Dari pengalaman-pengalaman ini, aku semakin nggak yakin buat merantau. Mungkin aku akan kerja di Jogja saja. :(

aku rapopo kok

Review Film "Dibalik 98" (film yang terakhir aku tonton)


Ingat, ini komentar sepihak. Jadi ya cuma menurutku aja.

Awal aku mau nonton film "Dibalik 98" ini karena aku tertarik sama latar belakang cerita. Aku nggak terlalu ngerti apa yang terjadi waktu itu, yang jelas tahun itu sangat berpengaruh.

Ditambah lagi yang jadi sutradaranya si Lukman Sardi. Ini bikin penasaran banget.

Tapi jujur aja, aku nggak nyesel nonton film ini.

Ada bagian-bagian menegangkannya. Contoh ketika si Boy William (cowok Cina) yang kehilangan bapak dan adiknya. Dia susah payah buat menghindari orang pribumi. Karena di tahun itu, orang Cina sempat didiskriminasi oleh pribumi. Dan tentunya yang lebih menegangkan ketika keluarganya Chelsea Islan (tokoh utama cewek) yang tidak setuju kalau si Chelsea jadi demonstran.

Ada juga bagian yang membuatku terharu. Contoh ketika si pengemis dan anaknya (yang tuli) berjuang mencari sesuap makanan. Anak itu juga sempet pingin punya jersey bola. Sampai si anak ditinggal mati oleh bapaknya. Sedih banget ini.


Ada juga bagian yang romantis, ketika si Chelsea Islan dan Boy William lagi pacaran. Nggak kayak pacaran-pacaran di sinetron kebanyakan. Mereka pacaran sambil membahas demo yang akan dijalani mahasiswa Trisakti (greget kan?). Si cowok selalu setia memandangi antusiasme pacarnya. Ah sosweet gitu deh.

Ada juga bagian yang lucu banget. Ini bukan masalah adegannya yang lucu atau gimana. Tapi pemilihan aktornya yang bikin ngakak super duper. Yang paling ngakak banget tu pas liat yang jadi Pak SBY (Yudhoyono) di film itu adalah Panji Pragiwaksono. Bwahahaha~ Super ngakaknya. Bukan karena aktingnya, tapi karena citranya yang udah jadi pelawak duluan. Hahaha... Dan lagi yang jadi Pak Gusdur juga. Ngakak banget deh. Entah ini sengaja atau enggak, yang jelas gara-gara ngeliat tokoh-tokoh antimainstream itu, suasana bioskop jadi semarak. Hahaha...

Yang bikin nggak nyesel lagi adalah, ending cerita ini sangat keren. Antimainstream. Dan selayaknya cerita nyata. Ketika mahasiswa, Chelsea dan Boy pacaran. Lalu Boy pulang ke Cina untuk menghindari bentrokan. Tahun 2015 Boy kembali di Jakarta. Penonton pasti akan berpikir bahwa mereka seperti Cinta dan Rangga yang kembali menemukan cinta masa lalunya. Tapi ini enggak. Ketika Chelsea dan Boy bertemu, ternyata mereka telah memiliki keluarganya masing-masing. Ahhh~

Keren dah pokoknya...

Permohonan maaf: Aku kok lupa ya nama tokoh-tokohnya... Hahaha... Yang kuinget cuma pemerannya =D Maaf yaa~

Soundtracknya juga keren banget :)

Indonesia Negeri Kita Bersama

Tatkala senyum harus kusunggingkan
Namun hatiku masih berat menekan
Apa yang terjadi atas bangsaku
Pilu getir kurasakan di kalbu
Saat itu saat kelabu
Semuanya terjadi dan cepat berlalu
Tak terbayang dalam benakku
Tak terukur di seluruh nalarku

Air mataku mengering
Tangisku tak lagi bersuara
Kesedihanku telah menghilang
Batinku masih rasa terdera
Mengapa ini harus terjadi?
Pada negeri yang kucintai
Mengapa kita harus nodai?
Persaudaraan kita yang abadi

Salahkah aku lahir di sini?
Tuhan tempatkan aku di negeri ini
Dia memberiku misi tuk aku berbakti
Tak ada salah di rencana-Nya
Semua indah di hadapan-Nya
Ku tahu semua harus kusyukuri
Kaulah tetap negeri yang kucinta, Indonesia
Indonesia negeri kita bersama

#DILEMAPENGANGGURAN ditambah #DILEMAJOMBLO

Muka gue pas bikin pos ini =D

Gabungan antara pengangguran dan jomblo bisa disebut juga double attack!!

Gimana enggak, lha wong yang ditanyain semua orang kepada kita (baca: sarjana) ya cuma bab itu-itu doank. Kapan kerja? Kerja apa? Kapan nikah? Kapan punya anak? Kapan punya cucu? Kapan punya cicit? Kapan bikin klan sendiri? Kapan bikin dormitory? Kapan mbangun kingdom? #ahsudahlah

Kadang kita jadi merasa kecil ketika kita ditanya kapan kapan dan kapan. Jawaban mentok adalah: "tunggu waktunya saja, semua sudah ada yang ngatur." Hahaha... Pencitraan biar nggak keliatan bego bego amat, paling enggak ada usaha buat jawab.

Tapi, kalo disebut pengangguran, aku sebenernya nggak nganggur-nganggur amat. Masih mending aku punya kerjaan jadi tentor privat. Yaaa, walaupun masih gak cukup buat hidup di jurang perjuangan yang sebenarnya. Untungnya aku masih ada rumah yang di dalamnya ada kasur, makanan, TV, internet, air melimpah dan lain-lain (bukan sombong lho. ini kenyataan. haha).

Tapi jujur aja aku pingin segera punya kerjaan yang bisa dibilang sebagai kerjaan. Ya paling enggak KTP ku biar nggak selamanya bo'ong. Pas perpanjangan KTP kemarin, aku ngisi kolom pekerjaan sebagai : karyawan swasta. Pffftt~ Ye lah, tentor privat termasuk karyawan swasta lah yaaa.. Anggap saja gitu.
Habisnya, nggak ada kolom fresh graduated sih.. Apa boleh buat. Daripada aku tulis jadi Dokter, malah berabe ntar. Bisa-bisa aku nyuntik orang lewat njus njus njus.

Dan sampai berita ini diturunkan, saya masih jomblo. Umur segini dengan kualitas super gini (narsis dikit gapapa lah ya), aku masih jomblo. Sedangkan teman-teman saya kebanyakan sudah menggaet calonnya masing-masing. Dan bahkan banyak yang sudah mengarungi bahtera rumah tangga. Lha gue? Masih asik aja mainan POU di hape, sama scrolling web lowongan kerja. Ahahaha.. Nasib nasib.

Tapi aku akui, bahwa aku termasuk cewek tangguh. Ketika cewek-cewek yang lain belanja dengan didampingi nganu-nya, belanjaannya pada dibawain. Aku? Bawa box segede gaban sendirian, belanjanya bareng emak, aku yang bawa semua belanjaannya. Sendirian keliling-keliling supermarket, bawa list belanjaan. Seabreg kantong kresek menggelantung di motor. I will be a strong wife. Aih.

Oke teman, ambil positifnya saja dari semua dilema-dilema ini..

Positifnya adalah..... Selama mencari, tingkatkan kualitas diri, dan TETAP BERJUANG!!! #mukajones HAHAHAHA

Atas dasar kebingungan dalam mencari pekerjaan

Ini udah jalan lima bulan setelah aku wisuda sebagai Sarjana Sains dari Fakultas Biologi UGM. Sejujurnya aku ingin segera bekerja. Tapi aku nggak mau kerja yang hubungannya sama biologi. Kenapa? Ya karena aku tidak mau. Otak kiriku udah terlalu rabun untuk menganalisis. Hahaha...

Selama ini aku masih bingung. Sembari aku bingung memikirkan aku harus kerja apa, akhirnya aku mengisi waktuku dengan mengajar les privat anak SD. Walau tak seberapa pendapatannya, yang penting lumayan untuk mengisi waktu luang. Dan sedikit bisa terlihat sibuk. Hehe. Ditambah rutinitas les bahasa inggris yang sangat aku butuhkan demi pencarian pekerjaan. Bahasa inggrisku kacau seketika setelah aku ditelan penuh-penuh oleh bahasa jepang. Lebih asik belajar bahasa jepang sih, menurutku. Haha.

Keinginanku sejak masih kuliah, aku ingin kerja sesuai dengan kemampuan dan kesenanganku. Karena selama ini aku udah kuliah tanpa ada dasar kesenangan. Cuma berdasarkan rasa tanggung jawab karena sudah dengan ceroboh memilih jurusan ini (dan diterima --- dan lulus). Maka, kini aku butuh energi ekstra untuk mencari tahu, sebenarnya hal yang ku sukai itu apa?

Mungkin karena hampir 5 tahun aku kuliah di dunia yang menurutku antah berantah, aku jadi sudah kehilangan arah. Udah jarang melakukan segala aktivitas hobi. Dan aku jadi ketinggalan info yang biasanya aku ikuti (jujur aku udah nggak ngerti, aku udah ketinggalan komik naruto sampe berapa volume). Hidupku hanya terkuras utuh di kegiatan kuliah demi mengejar ketertinggalanku selama ini. Ini biologi, men! Bahkan waktu SMA aja aku tidur (atau ke kantin) pas jam pelajaran biologi. Hahaha.. Kupikir aku nggak bakal lulus, tapi 4 tahun 10 bulan dengan IPK 3,24 mungkin udah cukup membanggakan (bagi orang tuaku).

Sudah, sudah, lupakan tentang biologi.

Sekarang saatnya mencari pekerjaan. Karena aku bingung, maka kuputuskan aku browsing di internet berkaitan dengan "tes kepribadian untuk menentukan pekerjaan".

Akhirnya aku temukan situs yang mungkin sedikit membantu. Alamatnya tipskarir.com dengan judul artikel: Tes Bakat Kepribadian Online untuk Menentukan Jenis Pekerjaan yang Cocok.

Setelah aku mengikuti tes itu, hasilnya sangat mencengangkan. Aku disarankan untuk menjadi ilustrator busana/desainer. Gile aje... Hahahaa.. Bahkan dasar-dasar desain pun aku nggak ahli. Dan aku juga nggak ngerti, pekerjaan semacam ini bakalan menghasilkan uang atau tidak (gue cupu banget ya.. wkwk).

Ini dia hasilnyaaa.. Sungguh mencengangkan.. 0_0


Gara-gara aku dapet hasil kayak gitu, aku langsung memutuskan membuka web ahlidesain.com. Ternyata ada artikel yang bertajuk: Tes Kepribadian Otak Kiri dan Otak Kanan dalam Desain.

Ada gambar dua tangan yang saling bertangkup dan gambar dua lengan yang saling melipat. Katanya, kombinasi kerja otak saat melakukan kedua hal itu, mempengaruhi pekerjaan sebagai desainer.


1. Tangan saling bertangkup.
2. Lengan saling melipat

Dari gambar satu, jika jempol kanan ada di atas jempol kiri, maka otak kiri lah yang dominan. Lalu, pada gambar dua, jika lengan kanan ada di atas lengan kiri, maka otak kiri lah yang dominan. Begitu juga sebaliknya.

Hasilku adalah Kanan-Kanan. Begini ulasannya:

Suka tantangan dan tidak suka basa-basi (tipe langsung)

Ketika mereka telah menentukan sesuatu, mereka akan melakukan hal tersebut sesegera mungkin. Sangat suka coba-coba dan juga menyukai hal-hal yang berbau tantangan. Berani untuk menghadapi bahaya / resiko tanpa berpikir panjang (yang kadang-kadang melakukan sesuatu secara konyol).

Kelemahannya adalah mereka tidak mendengar kata-kata atau nasihat orang lain, mereka akan berpikir ulang atau memikirkannya jika mereka benar-benar berharap atas apa yang mereka ingin dengar saja pada suatu percakapan dan suatu hal (mereka akan mendengarkan Anda jika menurut mereka menarik saja bagi mereka). Bagaimanapun juga, kerena tidak suka basa-basinya mereka cenderung menjadi seseorang yang populer.

Orang yang mempunyai kepribadian ini bisa dikatakan sangat cocok di bidang desain dan seni. Seperti yang kita tahu otak kanan adalah digunakan secara dominan dalam bidang desain. Karena mereka suka tantangan, mereka suka bereksplorasi dengan hal baru, cara pandang yang baru, berpikir ‘diluar kotak’, yang membuatnya mempunyai kesempatan menemukan konsep atau ide desain yang baru. 
Imaginasi mereka juga sangat hebat. Nah, namun perlu juga diingatkan terkadang mereka tidak terampil dalam melakukan sesuatu sehingga mereka lebih cocok menjadi ‘bank’ konsep dan tim kreatif

Aku baca-baca artikel itu, semacam banyakyang nggak cocok. Aku suka tantangan, tapi aku takut coba-coba. Karena aku takut kegagalan. Kalau tidak mau mendengar nasehat orang lain, itu sih bener. Aku tidak suka basa-basi, tapi aku nggak terlalu suka jadi populer. Tapi, dari seluruh ulasan di atas, aku sangat setuju dengan kalimat ini:

".... terkadang mereka tidak terampil dalam melakukan sesuatu sehingga mereka lebih cocok menjadi 'bank' konsep dan tim kreatif."

Oke, mungkin aku bisa mempertimbangkan hasil tes ini... :)

Cita-cita: Aku pingin jadi bos!! SEMANGAT!!

Mungkin selama ini aku grogi

Ini masih tentang wawancara kerja. Aku berusaha mencari solusi agar aku tak lagi phobia interview. Aku udah mencoba minta saran pada teman-temanku, tapi mereka tak pernah memberi solusi. Ya, menurutku seperti itu, walaupun mereka punya maksud baik. Tapi, mereka nggak merasakan apa yang kurasakan. JAdi kadang aku nggak setuju dengan sarannya. Aku pikir, aku harus mencari solusi atas masalahku dengan kemampuanku sendiri. Kan yang tau kekurangan kita, ya kita sendiri kan. Lalu aku menemukan artikel yang berhubungan dengan phobia ku ini. Mungkin aku hanya grogi.

Judul artikel yang di lansir di tipskarir.com ini bertajuk "Atasi Rasa Grogi Saat Wawancara Kerja". Mari kita ulas, sebenarnya apa yang salah pada diriku, sampai-sampai aku begitu takutnya dengan wawancara. Karena, misi pertamaku adalah harus mengatasi masalah 'yang satu ini' sebelum aku daftar kerja.

1. Sebelum wawancara di esok hari, kita harus punya waktu tidur yang cukup.

Waktu tidurnya sekitar 7-9 jam paling tidak 3 hari sebelum wawancara. Gile aje.. Tapi, bener juga sih. Dengan begitu kan badan bisa lebih fresh dan nggak grogi.

"...berdasarkan hasil pengamatan dari pakar kesehatan, ketika anda memiliki waktu yang cukup untuk tidur, akan sangat membantu anda dalam meningkatkan konsentrasi serta rasa percaya diri saat proses wawancara kerja berlangsung."

Ahahaha... Mungkin ini penyebabnya, aku selalu insomnia kalau sudah tau bakal ada wawancara kerja. Saking stressnya, aku harus berulang-ulang baca buku petunjuk interview, sampai terbawa mimpi. Dan aku jadi nggak mau tidur, takut mimpi lagi. #tepokjidat

2. Persiapkan wawancara.

Katanya, kita harus pelajari dulu posisi yang diinginkan dalam pekerjaan itu. Terus, kita seharusnya juga sering meluangkan waktu untuk belajar lebih banyak ke orang-orang yang pernah bekerja di bidang itu. Tapi, apa yang kulakukan? Saking groginya, aku sampe takut buat cari tau tentang kerjaan yang aku lamar nanti. Duh duh. Ini gak boleh diulangi!! Maka, aku harus belajar! :)

3. Melatih berbicara dan kontak mata.

Dalam hal wawancara dengan bahasa indonesia, aku sudah sering berlatih. Tapi tidak untuk bahasa inggris. Di keluargaku yang jago bahasa inggris cuma kakakku yang di luar kota sana. Bapak-ibuku cetakan orang dulu, jadi nggak paham bahasa inggris, apalagi grammar. Dari segi lingkungan, bahasa inggrisku sangat minim untuk bisa dipraktekkan. Sedangkan di lingkungan teman-teman, aku sangat minder, karena mereka kelewat ekspert. Apalagi aku seorang yang bullyable, jadi, aku takut salah. Kalau salah, aku (pasti) dibully. Parno doank sih. Tapi beneran takut. #ngelespanjanglebar #haha #tukangngelesbutuhles

Mengenai kontak mata, hahahahaha, mungkin aku memang payah untuk hal ini. Ketika aku latihan menjawab wawancara dengan sedemikian rupa saat di rumah, semua akan berubah ketika aku kontak mata. Semacam ctrl+a > del > ctrl+s (ditambah wajah yang melongo). Dan setelah beberapa detik, aku pasti tanya, "Bisa diulangi?" #bodoh #bakayarou #stupid #begopakebanget

4. Sebelum wawancara, harus sarapan dulu.

Selama ini, gara-gara aku takut telat, dan deg-degan berkepanjangan, aku sering melupakan sarapan. Apalagi saat detik-detik menjelang wawancara. Terkadang malah jadi kebelet pipis (efek grogi kali ya..)
Ah sudahlah...

5. Tarik napas dalam-dalam.

Ah, kalo ini mah, tarik napasku udah kelewat dalam. Selalu sangat amat dalam. Jadi sepertinya sudah kulakukan dengan (kelewat) baik. Ini dilakukan supaya denyut jantungnya teratur.

6. Persiapkan jawaban

Perlu saya ulangi lagi?
Ketika aku latihan menjawab wawancara dengan sedemikian rupa saat di rumah, semua akan berubah ketika aku kontak mata. Semacam ctrl+a > del > ctrl+s (ditambah wajah yang melongo). Dan setelah beberapa detik, aku pasti tanya, "Bisa diulangi?"

Oke, saya ulangi lagi...
Ketika aku latihan menjawab wawancara dengan sedemikian rupa saat di rumah, semua akan berubah ketika aku kontak mata. Semacam ctrl+a > del > ctrl+s (ditambah wajah yang melongo). Dan setelah beberapa detik, aku pasti tanya, "Bisa diulangi?"

Minta diulangi lagi? ----- SUDAH CUKUP ! Hahaha~

"Sebelum anda akan memberikan setiap jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh pihak pewawancara, ada baiknya jika anda dapat mencerna setiap pertanyaan tersebut kurang dari 10 detik dan setelah itu baru anda menjawab pertanyaan tersebut. Anda harus mengusahakan menjawab setiap pertanyaan tidak dengan terbata-bata, karena hal tersebut dapat mengesankan kalau anda memang tidak siap untuk wawancara kerja yang anda jalankan."

----

Oke, sekarang aku tau (banyak) kekuranganku. Aku harus lebih berlatih lagi.
PR-nya adalah banyak-banyak istirahat, biasakan sarapan, belajar banyak tentang pekerjaan, latihan kontak mata, dan latihan wawancara. #duhbanyak

SEMANGAT BARENG-BARENG YA PARA JOBSEEKER !!! :) :) :)

Zona (tidak) Nyaman

Statusku saat itu

Seperti postingan-postingan sebelumnya, aku pernah mengungkapkan bahwa aku sebenernya nggak ingin melalui jalanku yang seperti ini. Inilah namanya takdir. Semua sudah ada yang mengatur. Dan aku telah lama bersyukur dengan semua yang telah terjadi. Tentu saja ini baik untukku.

Tapi aku sangat terusik ketika ada beberapa orang yang menyarankanku untuk keluar dari zona nyaman. Mereka sudah mulai sok tau. Aku harus keluar dari mana? Padahal selama ini aku nggak menemukan zona nyamanku.

Sudah berkali-kali aku ungkapkan di blog pribadiku ini. Aku sangat pandai menyugesti pikiranku. Aku tahu ini adala zona tidak nyamanku, maka aku yakinkan diriku bahwa aku bisa mengubahnya jadi zona nyaman. Dan itu berhasil. Sekarang aku mulai bertanya-tanya, jangan-jangan zona nyamanku yang sebenarnya telah menjadi zona tidak nyamanku untuk saat ini?

Ini bukan hari kebalikan. Tapi hidupku benar-benar sudah terbalik. Bahkan aku mulai tidak siap dengan kenyamanan yang ada. Tapi aku bisa mengubah zona tidak nyaman menjadi nyaman bagiku hanya saat aku mulai terdesak. Ketika tidak ada pilihan lain.

Saat ini sejujurnya aku ingin kembali ke zona nyamanku. Entah yang mana. Aku hanya ingin kembali ke zona nyamanku. Dan mungkin inilah tantangannya!!

Perjalanan belum berakhir. Selama ini aku terbiasa diarahkan (read: tidak dipaksa diarahkan), sekarang aku harus bisa mengarahkan diriku sendiri.

Ra urus karo omongan uwong sing teng tlecek ra nggenah.... :)

English Logic : Kemana-mana pinginnya diakui

Statusku di suatu hari... Liker sengaja nggak ditunjukkan. Hahaha..
Mungkin ini disebabkan karena aku nggak terlalu jago bahasa inggris, jadi aku bisa men-judge seperti ini.

Awalnya aku terlalu antusias belajar bahasa jepang karena berharap bisa kuliah di sastra jepang. Kalian tau sendiri kan, bagaimana orang jepang susah sekali menerima bahasa inggris. Begitu pula denganku. Aku sudah terlalu lama bergelut dengan bahasa jepang (walaupun nggak ekspert-ekspert amat). Kurang lebih 10 tahun belakangan ini. Dan ditambah lagi kehidupanku yang kental dengan bahasa jawa, semakin membuat aku tidak terlalu peka dengan bahasa inggris.

Lalu apa yang ingin ku bicarakan saat ini?

Aku heran aja ya. Memang benar sih, bahasa inggris adalah bahasa internasional. Tapi di jepang dan korea, mereka tidak terlalu mahir bahasa internasional yang kita cintai itu #hoek. Hal itu menyebabkan semua pendatang yang akan tinggal di jepang atau korea, selalu (minimal sebagian besar) menjalani masa belajar bahasa jepang atau korea selama 6 bulan. Lalu, kenapa di indonesia tidak?

Jikalau ya, kami berkunjung ke amerika (misal), wajar jika kami belajar bahasa inggris, karena mayoritas bahasa mereka adalah inggris. Sebagai tamu, wajib untuk mempelajarinya. Tapi ketika para bule itu datang ke indonesia, kenapa mereka nggak sedikitnya belajar bahasa indonesia.

*Bagi bule yang telah bersusah payah belajar bahasa indonesia, bahkan bahasa daerah, aku beri penghargaan tertinggi untuk kaum bule yang aku kenal. #plokplok

Aku masih nggak habis pikir, kenapa ketika orang nggak bisa bahasa inggris, selalu dipandang sebelah mata. Dan mau nggak mau harus dibuat bisa bahasa inggris. Ini gila! Dulu ketika bahasa indonesia pernah jadi bahasa internasional, nggak gitu-gitu amat. Ah, aku ngrasa kurang adil dengan semua ini. (INI TIDAK ADILLL!!!) #lebaydikitlah

Oiya, sekali lagi. Ini hanya opini gamblangku. Hanya pikiran bodohku. Karena ini blogku, jadi sesukaku mau nulis apa. Hahahaha... Mungkin ada beberapa orang yang setuju dengan opiniku ini.


Sesuatu yang kutakutkan ketika melamar pekerjaan: Wawancara

Bisa dibilang aku phobia interview / wawancara. Semacam ada yang mengusik pikiran aja kalo aku harus diwawancarai. Apapun kepentingannya.

Dari dulu, aku benci diwawancara. Kenapa? Karena wawancara itu selalu mengungkit-ungkit masa lalu yang tak ingin kuingat. Itu memancingku buat meneteskan air mata dan mendadak melow. Padahal seharusnya aku lebih bahagia agar orang-orang yang mewawancaraiku lebih mengenalku sebagai orang yang ceria. Tapi semua hancur gara-gara ingatan masa lalu.

Wawancara / interview yang dulu-dulu itu kebanyakan menanyakan, "Apa motivasimu untuk mengikuti ini?"

Selalu dan pasti ada yang semacam itu, apapun jenis wawancaranya. Pertanyaan itu sangat sensitif bagiku. Karena keinginan mengikuti suatu kegiatan dengan senang hati (bahkan kerjaan), tidak selalu lebih kuat dibanding keinginanku untuk mengalihkan semua kegalauan yang sering muncul di pikiran.

Jadi, aku nggak pernah bisa menjawab sesuai dengan keinginan pewawancara. Mungkin aku bisa berbohong demi kelancaran wawancara, tapi pasti selalu dibarengi tetesan air mata. Kenapa? Karena aku takut bohong.

Dan..... sekarang aku mengalami phobia wawancara. Apapun jenis wawancaranya. Sebagai narasumber atau kepentingan interview kerja, aku selalu merasa takut. Takut kenapa? Entahlah. Aku hanya tidak ingin kejadian yang sama terjadi. Apalagi kalau pertanyaannya mengenai prinsip. Susah rasanya berbohong hanya demi kepentingan materi atau apalah namanya.

Jadi, mungkin aku milih-milih kerjaan karena aku nggak mau diwawancara.
Tapi demi kerjaan, itu harus dihadapi. Nggak boleh terlalu idealis. Tapi... Huh!
Kenapa harus ada wawancara sih? *menangis*

Galaunya orang nganggur yang keren #wkwkwk

Kegalauan meningkat ketika aku sudah mulai "berumur". #lagiserius

Ya, baru agustus kemarin aku berhasil di wisuda (liat sini). Dan entah kenapa aku nggak terlalu bangga.
Sekarang, aku pingin kerja yang sesuai sama hobiku.
Apa aja hobiku? Ya ngeblog ini, nyoret-nyoret keras, jalan-jalan, narsis, foto-foto... Ya semacam itu lah..

Kenapa aku ngebet banget pingin kerja yang sesuai sama hobiku?