Padahal ya sama kayak pas sekolah dulu, masuk jam 7 pagi.
Tapi kenapa kuliah jam 7 terasa berat dan beban??
Karena kampus kali ini --yang sebenarnya telah disadari sejak dulu-- jaraknya 4x lipat lebih jauh daripada pas SD, SMP, atau SMA.
Hampir tiap hari, kuliah selalu jam 7 pagi.
Apa yang dirasakan? Ngantuk? Males? Laper? Blank?
Seperti banyak hal, selalu ada positif dan negatifnya.
Positifnya adalah badan jadi lebih segar, udara masih segar, jadi lebih semangat.
Tapi badan segar pas habis mandi doank, udara segar juga cuma pas di depan rumah doank, semangatnya pun juga cuma pas mau berangkat aja.
Sesampai di jalan raya, terlihat lah hal negatifnya.
Macet, polusi udara, polusi suara (klakson), antrian lampu merah yang sangat amat panjang sekali, dan 'you know what' hidup di tengah kota yang --apa boleh buat-- harus melewati rentetan SD, SMP, SMA, kantor, bank, ramenyaaaa minta ampuun..
Apalagi pas sampai di kampusnya..
Capek dari perjalanan yang berliku (hah?) dan pikiran --otomatis-- dah nggak seger lagi, itu menyebabkan semangat hilang dengan sukses.
Tigapuluh menit yang cukup membuat emosi meluap-luap.
Ditambah lagi dengan kuliah yang berlangsung 3 jam full (untuk satu matakuliah) dan matakuliah matakuliah selanjutnya di hari itu, ditambah praktikum di sore harinya.
Tanpa diundang, rasa kantuk pun datang tiba-tiba dengan leluasanya di awal menit perkuliahan.
Dan ditegaskan lagi, ini akan terjadi secara terus menerus di hari berikut-berikutnya, bahkan dalam satu semester atau di semester berikutnya, dan semester yang dirasakan adek angkatan yang ini, yang itu, dan yang dirasakan kakak angkatan yang ini yang itu, dan ini dan itu dan-----
Kurasa gambaran "pagi yang cerah dan segar" sudah hilang di kamus perkotaan seperti ini.
Apa-apapun ini??? Grrr...
0 komentar:
Posting Komentar