Airku Tak Sehat Lagi
Ini tulisan
Restu Dinda Kurnia
on Jumat, Desember 28, 2012
Ini tentang pengalaman saya ketika KKN (Kuliah Kerja Nyata) di suatu wilayah daerah Kebumen. Desa tempat saya KKN, sangat dekat dengan kota. Saya cukup lega dengan kenyataan itu. Namun, saya dan teman-teman satu tim seketika kaget saat memasuki desa. Tak ada penunjuk arah, sampai hampir saja kami tersesat. Tidak hanya itu, kejutan-kejutan lainnya semakin rutin menyambut perjalanan KKN kami. Itu sangat terasa saat saya ingin buang sampah. Tidak ku temukan tempat sampah umum yang memadai di desa ini. Sampah tidak dikelola dengan baik. Hanya dibakar begitu saja. Polusi udara dimana-mana.
Kejutan lagi, saat saya masuk kamar mandi di rumah pondokan kami. Air di pondokan kami sangat melimpah dan berasal dari air sumur pompa. Dasar bak mandi sangat keruh berwarna kuning, sehingga saya tak dapat melihat apakah air yang saya gunakan ini jernih atau tidak. Kejanggalan semakin terasa saat saya berkumur dengan air sumur itu. Rasanya saya ingin muntah. Bukan air bersih yang saya rasakan. Tapi seperti air yang dicampur dengan besi dan belerang. Dengan keadaan ini, saya langsung iseng-iseng mengambil air dari bak mandi itu dengan gelas transparan. Warnanya jernih seperti air biasanya. Saya mencoba berdiskusi dengan teman sekelompok saya tentang hal ini. Teman saya mencoba mengambil air dengan botol plastik transparan ukuran 1,5 liter. Warnanya terlihat berbeda dengan yang diambil menggunakan gelas. Semakin banyak diambil, airnya terlihat semakin kuning. Jelas ini tidak mungkin bisa dikonsumsi. Akhirnya dengan terpaksa, kami satu pondokan minum dengan air mineral yang kami beli di toko. Itu jelas menguras banyak uang kami (sebagai mahasiswa KKN). Bahkan kami menggosok gigi dengan air mineral.
Dengan keadaan yang seperti itu, kami menganalisis apa penyebab air di desa menjadi keruh. Setelah mewawancarai beberapa warga, kami mengambil kesimpulan bahwa air sumur ini telah terkontaminasi dengan air dari sawah yang tercampur pestisida. Hal inilah yang menyebabkan air sumur menjadi tidak sehat lagi. Air menjadi berbau, berasa, dan tidak jernih.
Oleh karena itu, kami sebagai mahasiswa KKN, sempat memberikan berbagai penyuluhan termasuk tentang bagaimana mengatasi air keruh ini. Karena keterbatasan dana, kami membuat suatu prototype penyaring air (water purifier) dengan bahan-bahan yang sederhana. Seperti yang diajarkan di sekolah dulu, kami menggunakan bahan berupa batu, kerikil, pasir, arang, dan busa spons yang disusun sedemikian rupa di dalam ember yeng telah diberi keran buatan sendiri. Namun, warga malas membuat penyaring tersebut. Mereka tidak ada waktu untuk membuat. Lalu kami menyarankan warga untuk menggunakan suatu produk dispenser yang sekaligus dapat menyaring air. Warga tidak perlu menyusun batu-batuan. Sehingga mempermudah warga untuk menikmati air sumur yang bersih dan sehat. Selain itu, kami juga menghimbau warga agar tidak membuang sampah sembarangan agar tidak menambah pencemaran air di sekitar mereka.
Semoga usaha kami berdampak baik.
0 komentar:
Posting Komentar