Hari ini aku sedih. Gak tau kenapa.
Aku bertanya-tanya terus dari kemarin. Sebenernya, rencana indah apa yang udah disiapkan Allah padaku?
Aku yang kini 24 tahun hampir 25, merasa tua. Memang benar aku tua, tapi aku nggak sedewasa umurku. Umurku masih serasa 18 tahun. Ini bukan semata-mata buat sok muda atau gimana. Tapi emang kayak gitu rasanya. Sebagai cewek, aku harusnya peka dengan segala hal yang berkaitan dengan "pekerjaan rumah". Aku harus banyak belajar. Dengan secepat kilat. Istilahnya, umur mentalku yang 18 harus bener-bener disejajarin dengan umur fisikku. Malu sama umur yang tercantum di KTP kan.
Aku nggak tau harus ngapain. Teman-temanku yang notabene lebih muda dari aku, malah menambah aku jadi semakin childish. Pastinya orangtuaku berharap aku dewasa, sesuai umurku yang sebenarnya. Tapi mereka hanya sekedar berharap dan berharap. Tanpa ada pengertian dan pembelajaran berarti buatku. Mereka malah menambahku menjadi takut dengan kedewasaan. Aku ngerasa aku pingin jadi anak kecil terus yang tiap hari nggak perlu bicara serius. Jadi aku nggak perlu repot ngurusi keuangan, atau cekcok masalah keluarga, atau perdebatan yang nggak masuk akal.
Di saat yang lain mulai berumah tangga, aku masih aja mainan gunting
kertas di rumah. Bikin kamarku jadi kayak kelas di TK. Aku masih
berpikir bahwa aku adalah seorang "anak". Aku sama sekali nggak melihat potensi diriku seperti apa. Aku udah pasrah sama hidupku. Aku udah nggak bisa lagi ngayal kayak dulu lagi. Yang ada aku cuma nangis tiap malam. Kenapa hidupku gak selancar kakakku? Kenapa aku gini-gini amat? Depresi tiap hari. Berat badan turun lagi, turun lagi. Senyumku udah tinggal senyum palsu. Nggak ada lagi kebahagiaan yang sebenarnya. Hanya kebahagiaan sederhana yang tersisa.
Pertanyaan yang selalu bergulir ketika aku sendirian di kamar, kenapa aku masih saja belum dipertemukan jodoh? Padahal harusnya umur segini aku udah ada calon. Kenapa juga aku belum diberi rezeki melalui pekerjaan yang tetap? Padahal aku udah lulus dari tahun kemarin. Usahaku yang gak santai ini juga harusnya diperhitungkan. Lagi-lagi, sebenarnya rencana indah apa yang udah disiapkan Allah padaku?
Dengan keadaan dimana aku jomblo, dimana aku nganggur, ini membuat orangtuaku bertanya-tanya. Aku ini sebenernya niat nggak sih? Seniat-niatnya aku, kalau ini belum ketentuan Allah buat aku menikah dan bekerja, aku nggak bisa mengelak lagi kan?
Aku nggak punya banyak kemampuan yang bisa dijadikan modal bekerja. Aku cemen dalam hal keberanian, aku payah dalam hal usaha. Aku yang lulusan biologi ini nggak punya keahlian berarti di bidang biologi. Bahkan bahasa inggris aja aku nggak lancar. Aku nggak mungkin berani daftar di perusahaan gedhe. Aku nggak bisa pinter ngomong, aku nggak mungkin bisa jadi pebisnis yang harus pinter marketing. Kata temenku, bekerjalah sesuai hobimu. Tapi hobiku aja nggak jelas. Aku cuma bisa ngeluh ngeluh dan ngeluh lewat blog ini. Ini sama sekali nggak membanggakan.
Oke, aku nggak tau aku harus nulis hal kayak gini sampai kapan.
Biarin aku nulis kejelekanku di blogku ini... Biar bisa jadi kaca di masa depan. Kalau saja aku besok bisa sukses dengan caraku sendiri. Aku pasti akan tertawa jika membaca tulisan ini. Iya kalau aku masih hidup sampai besok. Semoga aku masih bisa bermimpi dan menggapainya.
Sebenernya, rencana indah apa yang udah disiapkan Allah padaku?
Ini tulisan
Restu Dinda Kurnia
on Kamis, April 23, 2015
Kategori
curhat
0 komentar:
Posting Komentar