Seri KKN : Why Me ?
Ini tulisan
Restu Dinda Kurnia
on Sabtu, Agustus 11, 2012
Kategori
KKN
Seri KKN : Why Me ?
Kapan itu aku lupa hari apa dan tanggal berapa, tapi emang harus cepet dilupakan, setidaknya setelah aku posting ini. Di pondokan cuma ada aku yang masih idup (masih bangun maksudnya). Para cewek2 yang lain udah pada tepar di kamar dan para cowok berdua itu lagi berkunjung ke rumah kadus.
Saat itu jam 23.30, aku masih berkutik dengan dorama yang aku tonton malam itu. Setelah ngerasa ngantuk, aku tiduran bentar di kamar, nyempil di antara temen2ku. Dan keadaan pintu depan nggak aku kunci. Takutnya kalo aku kunci, ntar para cowok berdua itu nggak bisa masuk. Tiba-tiba...
"DOKK DOKK DOKK"
(ceritanya suara ngetuk pintu nih)
Udah jam segini mereka baru pulang.. Huuhh.. Biarin aja deh, biar buka pintu sendiri.
"DOK DOK DOKK"
Ihhh.. serius nih anak manja banget sih, harus dibukain gitu ya? Aku langsung beranjak menuju pintu depan. Aku buka pintu pelan-pelan biar nggak berdecit..
JREEENGG....
Yang kudapati di balik pintu buka dua orang cowok yang aku kenal. Malah cowok-cowok aneh bau menyan berbadan seukuran remaja SMA dengan tudung jaket. Bukan cuma dua, tapi lima atau lebih, aku lupa. Seketika aku memaku. Aku bingung, apa maksud mereka datang malem-malem gini. Bahkan keadaan di rumah, yang bangun cuma aku, dan isinya cuma cewek semua. Tanpa ku ijinkan masuk rumah, aku tanya maksud kedatangan mereka.
"Ada apa ya mas?"
"Emm.. nggak apa-apa mbak, cuma pingin ketemu sama masnya yang pake ini." (nunjuk vespa di depan)
"Ooo.. emangnya kenapa ya mas?"
"Yaaa pingin ngobrol-ngobrol aja. Emmm.. kalo boleh tau, sebenernya mbak-mbak dan mas-mas disini itu ada acara apa ya? Kok cowok cewek dalam satu rumah. Trus di sini cowoknya ada berapa ceweknya ada berapa.. (blah blah blah).."
Mereka tanya apa, aku langsung jawab seadanya. Tanpa ada buruk sangka atau apalah sejenisnya, aku santai saja membalas pertanyaan mereka, bahkan kami ngobrol selayaknya teman lama.
Obrolan berlanjut dengan posisi jongkok. Aku tetap nggak sudi membawa orang2 aneh ini ke dalam pondokan. Mereka yang dari tadi ngintip2 ke dalam dengan maksud agar dipersilakan masuk, tetap tidak akan ku ijinkan masuk.
Obrolan berlanjut selama kurang lebih seperempat jam. Dan lama-lama keadaan ini semakin membuatku nggak kuat dan sok tegar lagi. Suaraku dah mulai goyah.. Jujur, aku takuuuutt.. :(
Sialnya aku saat itu nggak mengantongi HP. Ingin rasanya sms ke dua cowok yang waktu itu lagi di rumah pak kadus. Ingin juga rasanya membawa pasukan yang saat itu lagi molor sesuka mereka di kamar. Hanya berjarak 4 meter, antara posisiku (pintu depan) dengan pintu kamar. Tapi aku nggak akan lepas dari posisi ini, aku harus mencegah mereka masuk. AKu takut ada apa-apa dengan laptop2 di dalam rumah ini, dan takut kalo ada apa-apa denganku...
Aku tetap berusaha tegar, ngobrol dengan mereka, mendengar 'ceramah' mereka, sambil menunggu dua cowok temanku pulang. Huuuhhh.. lama kali mereka kembali.. AKu dah mati rasa disini T_T
Sesaat setelah kegalauanku timbul, mereka yang mengaku "GENK" itu, tiba-tiba pamit dengan sendirinya. "Ya sudah mbak, mungkin kami harus pulang, assalamu'alaikum."
"Kalo misal mau berkunjung lagi nggak apa-apa lho mas, TAPI SIANG YA.." -- nia ngomong dengan tampang bego --
Selepas mereka pergi, aku langung menutup pintu, menguncinya, dan jalan santai menuju kamar. Sampai kamar, dengan deg-deg-an nya, aku sms para cowok yang hanya dua itu. Aku cerita tentang kedatangan orang2 aneh itu. Tau kah kau, aku nangis sesaat pesan terkirim. AKU BENER-BENER TAKUT.
Beberapa saat, mereka pulang, dua cowok temenku itu, dan nggak tanggung-tanggung, kadus juga ikut ke pondokan. Mereka minta penjelasan tentang sms itu. Aku nangis di depan mereka (jangan bayangkan aku menangis sambil merengek-rengek ya.. aku hanya menitikkan airmata sesekali lalu menghapusnya. masih normal kok :p)
Selesai aku bercerita dengan seadanya, mereka bertiga beranjak pergi lagi. Katanya sih mau ke tempat nongkrong orang-orang aneh tadi.
Aku diam, dan tidur.
Aku bangun lagi sesaat setelah dua cowok itu kembali pulang. Mereka bercerita kalo ternyata yang kuhadapi tadi preman desa ecek-ecek yang lagi mabuk. Ebuset deh.
Cerita selanjutnya malah melanglangbuana sampe kejadian2 anarki di jogja. Dan aku jadi tau semuanya.
Huuhh... Why Me?
Sampai sekarang aku masih trauma sama bunyi ketukan pintu yang keras.
0 komentar:
Posting Komentar